Jakarta | suararakyat.net – Dalam upaya mengatasi maraknya konten tak mendidik yang dilakukan oleh remaja, Ditreskrimsus Polda Metro Jaya meluncurkan program “Polri Mengajar”. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda mengenai penggunaan gawai yang benar dan juga budaya anti korupsi.
Kombes Auliansyah Lubis selaku Dirkrimsus Polda Metro Jaya menyatakan bahwa konten yang paling marak saat ini adalah konten yang menyetop truk hingga memakan korban jiwa. Konten tersebut muncul karena masifnya penggunaan gawai dari para remaja. Oleh karena itu, program “Polri Mengajar” diharapkan dapat memberikan edukasi kepada para remaja mengenai penggunaan gawai yang sehat dan tidak merugikan orang lain.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk membentuk generasi mendatang yang berkarakter anti korupsi. Salah satu hal yang disoroti adalah kemudahan berbelanja di e-commerce yang berdampak pada sikap hedonis. Minimnya pemahaman remaja mengenai penggunaan gawai dikhawatirkan berdampak pada perilaku koruptif dari dampak tersebut.
Program “Polri Mengajar” akan dilakukan oleh personel Ditreskrimsus Polda Metro yang akan mengajar kepada siswa SMA dan SMK di Jakarta. Program ini direncanakan akan dilaksanakan satu minggu sekali selama 8 bulan ke depan. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah generasi mendatang akan melek literasi digital dan berprilaku anti korupsi.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, juga menyebut bahwa program ini sangat penting dilakukan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun mengapresiasi langkah Ditreskrimsus Polda Metro yang turut serta dalam prosesnya. Jika program ini berdampak baik, nantinya komunitas sekolah juga akan turut menjaga program “Polri Mengajar” ini agar terus berkesinambungan.
Diharapkan dengan adanya program “Polri Mengajar” ini, remaja dapat lebih bijak dalam menggunakan gawai dan terhindar dari perilaku koruptif. Selain itu, program ini juga dapat membentuk generasi mendatang yang memiliki karakter yang baik dan anti korupsi. (Rz)