back to top

Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

โ€• Advertisement โ€•

spot_img

Turun Langsung ke Pelosok, Ketua TP-PKK Kabupaten Seram Bagian Barat Perangi Stunting

Maluku | suara rakyat.net โ€“ Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku, Yeni Rosbayani Asri, melakukan kunjungan kerja intensif ke wilayah terpencil di Kecamatan...
HomeKesehatanPilihan Pengobatan Thalasemia: Transfusi Darah dan Terapi Obat yang Efektif

Pilihan Pengobatan Thalasemia: Transfusi Darah dan Terapi Obat yang Efektif

Depok | suararakyat.net – Thalasemia adalah kondisi yang memerlukan perawatan dan pengobatan jangka panjang, bahkan seumur hidup. Penderita thalasemia perlu menjalani serangkaian tindakan medis guna mengurangi gejala yang muncul. Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi thalasemia antara lain transfusi darah, terapi khelasi, dan transplantasi sel punca atau sumsum tulang.

Transfusi darah merupakan metode pengobatan yang umum dilakukan pada penderita thalasemia dengan gejala berat. Transfusi ini dilakukan secara berkala, bahkan setiap beberapa minggu sekali. Pada transfusi darah, darah yang sehat akan disuntikkan ke dalam pembuluh darah di tangan penderita. Prosedur ini biasanya memakan waktu beberapa jam. Penderita thalasemia beta mayor umumnya membutuhkan transfusi darah setiap bulan, sementara jenis thalasemia yang lebih ringan akan jarang melakukan transfusi darah.

Meskipun transfusi darah umumnya aman dilakukan, penggunaan transfusi ini dapat menyebabkan penumpukan zat besi di dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat merusak organ-organ tubuh. Oleh karena itu, penderita thalasemia perlu menjalani terapi khelasi, yang bertujuan untuk menghilangkan kelebihan zat besi di dalam tubuh. Terdapat beberapa obat khelasi yang digunakan, seperti deferoxamine, deferiprone, dan deferasirox. Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda, dan penggunaannya harus sesuai dengan diagnosis dari dokter.

Transplantasi sel punca atau sumsum tulang dapat menjadi alternatif yang baik untuk beberapa penderita thalasemia. Setelah menjalani prosedur ini, anak-anak yang menderita thalasemia tidak perlu lagi melakukan transfusi darah dan mengonsumsi obat. Transplantasi ini membantu tubuh memproduksi sel darah merah yang sehat untuk menggantikan sel yang rusak akibat thalasemia. Namun, transplantasi sel punca atau sumsum tulang jarang dilakukan karena biayanya yang sangat tinggi dan adanya risiko efek samping serius, termasuk kematian.

Selain pengobatan medis, penderita thalasemia juga perlu menjalani gaya hidup sehat untuk mengendalikan gejala yang muncul. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain menghindari konsumsi vitamin atau suplemen yang mengandung zat besi kecuali atas petunjuk dokter, mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan kalsium, vitamin D, dan vitamin B untuk meningkatkan energi, serta menghindari infeksi dengan mencuci tangan, menghindari kontak dengan orang sakit, dan menjalani vaksinasi yang diperlukan.

Thalasemia adalah kondisi seumur hidup yang memerlukan perawatan teratur guna mengurangi gejala yang timbul. Meskipun demikian, beberapa metode pengobatan yang telah disebutkan tidak selalu diperlukan pada penderita thalasemia dengan gejala ringan. Penting bagi Anda untuk menjalani pemeriksaan medis jika mengalami gejala thalasemia, seperti mudah lelah atau perubahan warna kulit menjadi pucat, guna mendapatkan diagnosis yang tepat. (In)