back to top

Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

โ€• Advertisement โ€•

spot_img

Turun Langsung ke Pelosok, Ketua TP-PKK Kabupaten Seram Bagian Barat Perangi Stunting

Maluku | suara rakyat.net โ€“ Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku, Yeni Rosbayani Asri, melakukan kunjungan kerja intensif ke wilayah terpencil di Kecamatan...
HomeNewsPerbedaan dan Pengertian Mudik dan Pulang Kampung: Apa yang Membedakan Keduanya?

Perbedaan dan Pengertian Mudik dan Pulang Kampung: Apa yang Membedakan Keduanya?

Jakarta | suararakyat.net – Mudik dan mudik sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia pada saat hari raya seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Meski istilah mudik dan mudik sering digunakan secara bergantian, namun memiliki arti yang berbeda menurut para ahli bahasa, Senin (10/4/2023).

Lantas, apa bedanya mudik dengan mudik? Mari kita lihat lebih dekat:

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik berarti berlayar atau pergi ke udik (hulu atau pedalaman) atau pulang ke kampung halaman. Sebaliknya, pulang ke kampung halaman berarti kembali ke kampung halaman.

Namun, Prof Dr Rahayu Surtiati Hidayat, pakar bahasa dari Universitas Indonesia (UI) yang juga Guru Besar Linguistik Fakultas Ilmu Budaya UI, menyatakan bahwa istilah mudik dan mudik berbeda. Mudik yang berarti pulang ke kampung halaman merupakan bahasa percakapan.

โ€œMemang makna mudik dan mudik itu berbeda. Seringkali pembaca kurang hati-hati. Di KBBI tertulis v cak. Cak artinya bahasa percakapan,โ€ kata Prof Rahayu dalam perbincangan dengan detikcom.

Menurut Prof Rahayu, bahasa percakapan bersifat anti normatif. Hal ini karena makna mudik berbeda dengan mudik, namun sering digunakan dalam bahasa percakapan.

Menurut catatan detikcom, berikut perbedaan mudik dan mudik menurut para ahli saat dimintai pendapatnya:

Menurut Devie, dalam praktiknya, mudik sangat erat kaitannya dengan tradisi para pendatang yang pulang kampung setahun sekali, biasanya bertepatan dengan hari besar keagamaan seperti Lebaran. Sedangkan mudik bisa dilakukan tidak hanya setahun sekali.

Berikut pernyataan lengkap Devie:

A. Sejak kapan tradisi mudik dimulai?

โ€ข Tradisi mudik diyakini sudah dimulai sejak tahun 1970-an. Mengacu pada temuan Maman Mahayana, dalam kamus terbitan sebelum tahun 1970-an, mudik tidak didefinisikan sebagai mudik. Sebaliknya, mudik berarti berlayar ke udik atau pergi ke hulu.

โ€ข Baru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan 1976 muncul istilah mudik dengan arti pulang kampung.

B. Mengapa ada tradisi mudik?

โ€ข Melihat bagaimana mudik baru muncul setelah tahun 1970-an, bertepatan dengan era pembangunan Orde Baru, kita bisa melihat mudik sebagai dampak dari sentralisasi pembangunan Indonesia di Jakarta. Konsentrasi pembangunan di Jakarta menyebabkan konsentrasi penduduk usia produktif dan aktivitasnya.

โ€ข Di sisi lain, konsentrasi penduduk ini tidak serta merta menghilangkan keterikatan sentimental masyarakat terhadap tempat kelahirannya – tempat keluarganya berada. Akhirnya muncul tradisi dimana setahun sekali masyarakat pulang ke desanya yang kemudian dikenal dengan istilah mudik.

C. Oleh karena itu, dari pemaparan di atas, dalam praktiknya, mudik sangat erat kaitannya dengan tradisi para pendatang yang pulang kampung setahun sekali, biasanya bertepatan dengan hari besar keagamaan seperti Lebaran. Sedangkan mudik bisa dilakukan tidak hanya setahun sekali.

Effendi mengikuti versi KBBI mengenai perbedaan mudik dan mudik. Kata mudik memiliki dua arti. Pertama, kembali ke kampung halaman. Kedua, berlayar atau menuju udik (hulu atau pedalaman).

โ€œMungkin Presiden kita punya cukup data yang menunjukkan bahwa banyak yang meninggalkan kota besar tidak kembali ke kampung halamannya.(Rz)