Beni | suararakyat.net – Dugaan militan Pasukan Demokrasi Sekutu (ADF) telah mengakibatkan kematian sedikitnya 17 orang di wilayah Kongo timur. Menurut pejabat setempat, serangan kelompok ADF terjadi hanya beberapa hari setelah mereka melakukan pembantaian lain di wilayah yang sama. Kelompok pemberontak yang diduga berafiliasi dengan Negara Islam di Afrika tengah ini dikatakan sebagai salah satu milisi bersenjata paling mematikan di wilayah tersebut.
Serangan terbaru terjadi pada dini hari Minggu (12/3) di wilayah Kirindera, di provinsi Kivu Utara. Kepala desa Katembo Kahongya mengatakan bahwa ada 17 orang yang tewas dan empat terluka, dan para militan juga membakar bangunan. Menurutnya, para militan menggunakan senjata tajam dan api untuk mengeksekusi penduduk desa.
Mantan Gubernur Kivu Utara, Carly Nzanzu Kasivita juga men-tweet bahwa jumlah korban tewas mencapai 19 orang di desa tersebut, namun angka tersebut masih sementara dan AFP tidak dapat secara independen mengkonfirmasi jumlah korban tewas.
Warga Kirindera, Mukondano Kambale, mengatakan bahwa para militan membunuh orang-orang di sebuah hotel dan klinik kesehatan sebelum diusir. Kambale menambahkan bahwa serangan ini menyebabkan ketakutan dan kehancuran di tengah Kirindera.
Serangan ini terjadi setelah kelompok pemberontak ADF menewaskan lebih dari 40 orang dalam serangan kembar di desa tetangga Kivu Utara pada Rabu lalu. Operasi militer gabungan Kongo-Uganda yang menargetkan milisi di wilayah tersebut telah berlangsung sejak akhir 2021, namun serangan tetap berlanjut.
Pekan lalu, Amerika Serikat menawarkan hadiah hingga 5 juta dolar untuk informasi mengenai pemimpin ADF Seka Musa Baluku. Namun, upaya pemberantasan kelompok pemberontak ini terus mengalami kendala dan memakan banyak korban sipil. (Rz)
 telah mengakibatkan kematian sedikitnya 17 orang di wilayah Kongo timur.){kind=link}