Bogor | suararakyat.net – Bima Arya, Walikota Bogor, sudah dua hari ini bekerja dari Alun-alun Kota Bogor. Bima menyatakan ingin memantau langsung penataan Alun-alun Kota Bogor. Selama disana, Bima melakukan pembekalan kepada pejabat Pemkot Bogor dan menerima beberapa tamu, antara lain perwakilan dari Universitas Paramadina dan atlet dari Asosiasi Lari Lintas Indonesia (ALTI) yang baru saja kembali dari ajang kejuaraan dunia di Australia.
Bima juga berkeliling melihat proses penertiban pedagang kaki lima (PKL), angkutan umum (Angkot) yang menimbulkan kemacetan, dan secara pribadi ikut membersihkan trotoar yang menghitam akibat minyak goreng dari para pedagang kaki lima.
“Jadi kita coba membangun sistem di sini, karena setelah alun-alun diresmikan ternyata tidak diiringi oleh sistemnya semua. Beberapa kali saya ingatkan, tetapi ternyata harus diakselerasi. Jadi sengaja berkantor di sini supaya koordinasi lebih cepat. Ini hari kedua saya berkantor di sini”, terang Bima Arya di Alun-alun Kota Bogor, Selasa (13/6/2023).
“Terus kita monitor disini, Jadi sekali lagi, ini bukan sidak. Ini membangun sistem. Kalau hanya sidak, saya tinggal nanti berantakan lagi. Ini adalah membangun sistem. Sistem perparkiran, sistem kebersihan, keamanan dan sistem penataan PKL. Jadi ketika saya selesai jadi Walikota sistemnya sudah terbangun di sini”, ucapnya.
Bima mengatakan, ada tiga bidang utama yang menjadi perhatian di Alun-alun Kota Bogor. Pertama, sistem parkir, kedua masalah angkutan umum (angkot) yang menyebabkan kemacetan, dan ketiga pedagang kaki lima (PKL).
“Yang pertama adalah sistem perparkiran. Ini saya minta dikaji cepat, apakah dimungkinkan di sini ditiadakan area parkir, tetapi harus dihitung potensi kehilangan PAD-nya atau di sini hanya parkir motor saja atau gimana, karena di sini sangat mungkin diarahkan ke blok F (Pasat Kebon Kembang), untuk parkirnya”, ujar Bima.
Bima menyebutkan, Pemkot Bogor berencana menetapkan kawasan khusus angkutan umum (angkot) untuk penjemputan dan penurunan penumpang di sekitar Alun-alun. Dia berharap, inisiatif ini dapat membantu mengurangi kemacetan lalu lintas.
“PKL ini betul betul merusak. Jadi pedestrian yang dibangun menggunakan uang rakyat ini jadi rusak. Baru berapa bulan dibangun, lantainya sudah hitam, itu susah sekali dibersihkannya, saya sudah coba bersihkan langsung, itu harus pakai mesin khusus itu”, jelas Bima.
“Jadi nggak boleh ada PKL, karena minyak dari PKL ini mengotori pedestrian dan bikin hitam, kemudian saya lihat tadi banyak tusuk sate bekas cireng, bekas cilok yang menyumbat saluran air, nanti lama-lama akan banjir ini. Di area alun-alun nggak boleh lagi ada PKL. Ini akan kita tertibkan semua”, tandasnya.(Arf)