suararakyat.net – Europol baru-baru ini mengumumkan berhasilnya operasi penegakan hukum yang menghentikan jaringan call center penipuan yang aktif di Serbia, Bulgaria, Siprus, dan Jerman. Jaringan ini telah mengincar individu-individu dengan tawaran investasi dalam aset kripto, mengecoh mereka untuk menginvestasikan uang dalam jumlah besar.
Dalam siaran pers yang dirilis oleh Eurojust pada Sabtu (12/8/2023), diungkapkan bahwa jaringan ini telah merugikan banyak korban di beberapa negara, termasuk Jerman, Swiss, Austria, Australia, dan Kanada. Total kerugian yang dialami korban mencapai puluhan juta euro.
Operasi ini melibatkan penelusuran dan penggerebekan empat call center dan 18 lokasi terkait. Dalam hasilnya, 14 orang diamankan di Serbia dan satu orang ditangkap di Jerman. Investigasi terhadap jaringan penipuan ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 oleh Kantor Kejaksaan Umum di Stuttgart, Jerman, serta Kantor Investigasi Kriminal Negara Bagian Baden-Wรผrttemberg.
Upaya penegakan hukum ini melibatkan kerja sama antarlembaga, melibatkan lebih dari 250 wawancara dengan individu terkait dan penggeledahan yang berhasil menyita lebih dari 150 komputer dan berbagai peralatan elektronik. Selain itu, tiga dompet perangkat keras yang mengandung cryptocurrency senilai sekitar USD 1 juta atau sekitar Rp 18,3 miliar berhasil disita. Namun, penyelidikan menunjukkan bahwa jumlah kasus yang tidak dilaporkan kemungkinan lebih tinggi dari yang terdeteksi.
Europol mencatat bahwa kelompok kriminal ini mungkin telah menghasilkan keuntungan ilegal dalam jumlah yang mencapai ratusan juta euro. Jaringan ini beroperasi dari setidaknya empat call center yang terletak di Eropa Timur.
Para tersangka dalam jaringan ini menggunakan media sosial untuk mempromosikan skema penipuan mereka. Mereka menarik perhatian potensial korban dengan janji peluang investasi menguntungkan dalam mata uang kripto. Modus operandi mereka melibatkan mengajak korban untuk menginvestasikan jumlah kecil terlebih dahulu, lalu mereka diperdaya untuk mentransfer jumlah yang lebih besar.
Khususnya, banyak korban berasal dari Jerman. Mereka awalnya diberikan tawaran investasi dengan jumlah yang rendah, namun kemudian dipaksa untuk meningkatkan jumlah investasi mereka oleh para pelaku di belakang jaringan penipuan ini. Hal ini mengilustrasikan betapa liciknya cara operasi jaringan penipuan semacam ini dan betapa pentingnya kewaspadaan dalam menghadapi tawaran investasi yang terlalu menggiurkan. (In)
