Jakarta | suararakyat.net – Asosiasi Sepak Bola Thailand (TFA) mengambil tindakan tegas setelah perkelahian terjadi dalam babak final cabang sepak bola SEA Games 2023 antara Thailand dan timnas U-22 Indonesia di Kamboja pada tanggal 16 Mei 2023. Dalam pernyataan resminya, TFA mengumumkan hukuman terhadap dua pemain, dua ofisial, dan seorang pelatih yang terlibat dalam insiden tersebut, Rabu (24/5/2023).
TFA menjatuhkan hukuman skors selama satu tahun bagi pelatih kiper dan dua ofisial tim, sementara dua penjaga gawang dilarang bermain untuk tim nasional selama enam bulan. Alasan di balik hukuman ini adalah insiden tersebut merugikan citra sepak bola Thailand dan negara secara keseluruhan.
Dalam pernyataan tersebut, TFA menyebutkan bahwa para pelaku yang dewasa seharusnya memiliki kendali diri yang cukup dan memberikan contoh yang baik kepada para pemain yang masih berusia di bawah 22 tahun. Mereka seharusnya tidak terlibat atau memimpin insiden semacam itu.
Media di Thailand melaporkan bahwa kiper Soponwit Rakyart, yang mendapat kartu merah setelah berlari setengah lapangan untuk memberikan pukulan, dilarang bergabung dengan tim nasional selama enam bulan. Kiper pengganti Teerapak Pruengna juga mendapatkan hukuman serupa.
Namun, TFA juga memberikan keringanan pada hukuman kedua penjaga gawang tersebut. Mereka menyebutkan bahwa meskipun terlibat dalam insiden tersebut, pemain-pemain tersebut masih muda dan telah meminta maaf atas tindakan mereka. Oleh karena itu, hukuman mereka dikurangi sebagai bentuk pengertian.
Perkelahian pertama terjadi ketika wasit meniup peluit yang disalahartikan sebagai tanda pertandingan berakhir, dan para pemain serta pelatih Indonesia merayakan kemenangan mereka dengan skor 2-1. Nyatanya, peluit tersebut sebenarnya merupakan tanda untuk tendangan bebas yang kemudian menjadi awal bagi Yotsakorn Burapha mencetak gol penyeimbang 2-2, memicu terjadinya bentrokan sengit antara kedua tim.
Pada akhirnya, Indonesia berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 5-2 setelah perpanjangan waktu. Thailand harus kehilangan tiga pemainnya akibat mendapatkan kartu merah, sementara Indonesia kehilangan satu pemain.
Insiden ini menjadi sorotan media dan mengundang perhatian publik karena melibatkan kekerasan di lapangan. Tindakan tegas yang diambil oleh TFA diharapkan dapat menjadi contoh bagi pemain dan ofisial lainnya agar menjaga sportivitas dan menghindari tindakan yang merugikan citra olahraga sepak bola serta negara mereka.(Rz)