suararakyat.net | Melania Trump, mantan ibu negara Amerika Serikat, telah merilis koleksi non-fungible tokens (NFTs) terbarunya, tetapi kali ini ia mendapat sorotan karena penggunaan gambar ikonik astronot NASA Buzz Aldrin yang berjalan di permukaan bulan. Koleksi NFT yang dirilisnya berjudul “Man on the Moon” dianggap kontroversial karena NASA tidak memberikan izin untuk menggunakan citra tersebut dalam bentuk token digital.
Pada 19 Juli, Melania Trump meluncurkan koleksi NFT Apollo 11, yang diatur hanya sehari sebelum peringatan 54 tahun misi Apollo 11, saat manusia pertama kali mendarat di bulan. Biaya untuk memperoleh koleksi terbatas ini adalah USD 75, dan setiap NFT “Man on The Moon” dilengkapi dengan file audio eksklusif yang hanya dapat diakses oleh kolektor yang membelinya.
Citra yang digunakan dalam koleksi NFT ini diambil dari salah satu momen paling ikonik dalam sejarah NASA, yaitu ketika dua astronot mendarat di permukaan bulan pada 20 Juli 1969. Gambar tersebut menampilkan Buzz Aldrin berdiri di dekat kaki Modul Bulan dengan latar belakang Bulan yang tak tertandingi. Gambar ini diabadikan oleh komandan misi Neil Armstrong dan menjadi salah satu momen bersejarah yang menginspirasi generasi masa depan.
Namun, meskipun gambar tersebut merupakan bagian dari domain publik dan tidak dilindungi oleh hak cipta, NASA secara khusus melarang penggunaan gambar-gambar mereka dalam bentuk NFT. Biasanya, gambar-gambar NASA dapat digunakan untuk tujuan pendidikan atau informasi tanpa batasan, tetapi NFT dianggap berada di luar kategori produk yang diizinkan untuk diperdagangkan oleh badan antariksa tersebut.
Pedoman penggunaan media NASA secara eksplisit menyatakan bahwa mereka tidak ingin gambar-gambar mereka digunakan untuk tujuan pembuatan token digital, sehingga keputusan Melania Trump untuk merilis koleksi NFT ini telah menuai kritik dari berbagai pihak. Meskipun citra yang digunakan tidak dilindungi oleh hak cipta, NASA jelas menegaskan bahwa mereka tidak mendukung penggunaan gambar-gambar mereka dalam lingkungan NFT.
Kontroversi ini menggarisbawahi pertanyaan mengenai batasan penggunaan karya milik umum dalam ranah teknologi NFT. Meskipun secara hukum mungkin diizinkan, etika dan pandangan badan antariksa seperti NASA harus tetap dihargai. Adalah penting bagi pelaku seni dan industri NFT untuk selalu mempertimbangkan pandangan dan batasan hukum dalam memilih materi untuk koleksi mereka, guna memastikan keselarasan dan menghormati hak dan kebijakan pemilik karya. (In)