Khartum | suararakyat.net – Konflik di Sudan telah menimbulkan banyak korban jiwa, mengakibatkan lebih dari 430.000 orang terpaksa meninggalkan rumah dan ratusan orang meninggal dunia serta ribuan lainnya luka-luka. Namun, kini terdapat harapan baru untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama kurang lebih 2 minggu tersebut.
Menurut laporan dari AFP pada Rabu, 3 Mei 2023, upaya diplomatik sedang diintensifkan untuk mencapai perdamaian. Panglima militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan dan pemimpin Rapid Support Forces (RSF), Mohamed Hamdan Daglo “pada prinsipnya telah menyetujui gencatan senjata selama tujuh hari dari tanggal 4 hingga 11 Mei” seperti yang dinyatakan oleh Kementerian Luar Negeri Sudan.
Meskipun gencatan senjata ini telah disepakati sejak pertempuran dimulai pada 15 April, tetapi berulang kali dilanggar. Serangan udara dan tembakan anti-pesawat bahkan terjadi di Khartoum pada Selasa (2/5) yang menyebabkan kekhawatiran baru bagi warga sipil.
Situasi yang tidak stabil ini memicu kritik keras dari pertemuan antara perwakilan Afrika, Arab, dan PBB. Kedua jenderal yang tengah bertikai sudah menyetujui gencatan senjata, namun tetap terus berperang dan saling menembaki, seperti yang dijelaskan oleh Ismail Wais, perwakilan dari blok timur laut Afrika, IGAD, yang mencakup Sudan dan Sudan Selatan.
Diharapkan dengan adanya gencatan senjata ini, akan memberikan waktu bagi pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk mencari solusi damai dan menghentikan pertumpahan darah. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Sudan.(Rz)