back to top

Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

― Advertisement ―

spot_img
HomeNewsKolaborasi Tanggap Darurat Kesehatan oleh Unhan dan WHO: Sinergi Sipil-Militer dalam Aksi

Kolaborasi Tanggap Darurat Kesehatan oleh Unhan dan WHO: Sinergi Sipil-Militer dalam Aksi

Jakarta |  – Universitas Pertahanan (Unhan) Republik Indonesia (RI) bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengadakan kolaborasi sipil-militer untuk mengatasi situasi darurat di bidang kesehatan. Mayor Jenderal TNI Jonni Mahroza, Rektor Unhan, menyampaikan bahwa Unhan telah diberi mandat oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk menjadi Pusat Keunggulan dalam Tim Medis Darurat (Emergency Medical Teams, EMT) dalam perspektif Biosecurity dan Biodefense.

Kolaborasi ini digelar secara hybrid, menggabungkan format daring dan tatap muka, di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Sabtu (12/8/2023). Acara pembukaan workshop ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Network Leader WHO Emergency Preparedness, Dr Flavio Salio dari WHO HQ, Mr Souheil Reaiche sebagai Technical Officer EMT Health Emergencies Programme WHO HQ, Dr John Prawira sebagai Technical Officer WHO SEARO, Mr Lloyd Gillet dari ICRC Regional Delegation Office in Bangkok, dan Mr Mindaraga Rahardja dari UN-OCHA Indonesia.

Pada acara pembukaan, Jonni diwakili oleh Wakil Kepala BRIN dan Chairman of Advisory Board of MULTHEOR Indonesia, Laksamana Madya TNI (Purn) Prof Dr Ir Amarulla Octavian. Turut hadir pula Prof Dr apt Yahdiana Harahap, Dekan Fakultas Farmasi Militer Unhan RI, yang juga merupakan Ketua Multi-Country Training Hub for Health Emergencies Operational Readiness (MULTHEOR) Indonesia.

Jonni menjelaskan bahwa mandat ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Prabowo dan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adanom Ghebreyesus, pada Juni 2021. Langkah ini selaras dengan peran Indonesia dalam menghadapi berbagai bencana dan kondisi darurat, melibatkan berbagai pihak seperti otoritas pusat dan daerah, TNI-Polri, tenaga kesehatan sipil, dan masyarakat sipil.

Guna menjalankan mandat dari Prabowo dan MoU yang telah ditandatangani pada Forum G20 November 2022, Unhan RI telah mendirikan Multi-Country Training Hub for Health Emergency Operational Readiness (MULTHEOR) dan merancang program pelatihan tingkat nasional dan global di bawah bimbingan WHO.

Pada tahun ini, WHO-RIDU Multi-country Training Hub merencanakan 5 agenda, termasuk tiga program EMTs Pilot Training (Team Member Induction and Training of Trainers), workshop kolaborasi sipil-militer dalam tanggap darurat yang diadakan pada 12-13 Agustus 2023, dan pelatihan EMT Cell Coordination yang akan diadakan pada Oktober mendatang.

Jonni mengungkapkan rasa terima kasih kepada WHO atas dukungan dan kepercayaan dalam penyelenggaraan Multi-Country Training Hub tersebut. Dr Flavio Salio dari WHO menjelaskan peran penting Multi-country EMT Training Hub yang diawasi oleh WHO. Program ini dianggap penting untuk memastikan kapasitas nasional yang memadai dan kesiapan operasional dalam merespons situasi darurat secara cepat, aman, dan efektif.

Flavio menekankan pentingnya kolaborasi sipil-militer dalam Multi-country EMT Training Hub ini. Ia menyatakan bahwa kolaborasi ini memiliki peran dalam mengatasi tantangan lonjakan kapasitas melalui keterlibatan operasional dan kerja sama praktis, mengacu pada standar medis, serta usaha penelitian dan pengembangan.

Kolaborasi ini memiliki tujuan untuk berbagi wawasan dan langkah nyata dalam menghadapi tantangan darurat kesehatan, serta memperkuat kapasitas sistem kesehatan nasional. Workshop ini diikuti oleh 35 peserta dari berbagai lembaga, termasuk perwakilan ASEAN, Timor-Leste, Unhan RI, Kementerian Pertahanan, Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, Pusat Kesehatan TNI, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, Palang Merah Indonesia, POLRI, MER-C, MDMC Muhammadiyah, dan Universitas Indonesia.

Ketua MULTHEOR menekankan bahwa kegiatan workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan koordinasi antar lembaga sipil dan militer dalam meningkatkan kapasitas serta kemampuan tanggap darurat dalam menghadapi ancaman global.(Rz)