back to top

Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

โ€• Advertisement โ€•

spot_img

Turun Langsung ke Pelosok, Ketua TP-PKK Kabupaten Seram Bagian Barat Perangi Stunting

Maluku | suara rakyat.net โ€“ Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku, Yeni Rosbayani Asri, melakukan kunjungan kerja intensif ke wilayah terpencil di Kecamatan...
HomeEkonomiKoreksi Harga Bitcoin Mendekati Pertemuan The Fed: Apa yang Perlu Diketahui Investor?

Koreksi Harga Bitcoin Mendekati Pertemuan The Fed: Apa yang Perlu Diketahui Investor?

suararakyat.net – Aksi profit taking atau ambil untung merupakan strategi yang umum dilakukan oleh investor aset kripto, terutama setelah harga mencapai titik tertinggi. Pada tanggal 14 Juli 2023, harga Bitcoin mencapai puncaknya sebesar USD 31.800 atau sekitar Rp 477,4 juta (dengan kurs Rp 15.015 per dolar AS). Kenaikan harga ini kemudian diikuti oleh aksi profit taking oleh para investor, menyebabkan harga Bitcoin turun hingga mencapai USD 28.880 atau setara Rp 433,6 juta, yang juga merupakan harga terendah dalam sebulan terakhir.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan harga Bitcoin. Salah satunya adalah adanya kabar bahwa Securities Exchange Commission (SEC) akan mengajukan banding terkait putusan pengadilan terhadap XRP. Kabar ini menimbulkan kekhawatiran di pasar kripto dan dapat menjadi salah satu alasan penurunan harga Bitcoin.

Menurut Panji Yudha, seorang ahli keuangan di bidang kripto, langkah yang akan diambil oleh regulator AS (SEC) tersebut berpotensi mempengaruhi sentimen pasar dan menyebabkan harga Bitcoin terkoreksi, termasuk berada dalam fase konsolidasi.

Sebagai strategi menghadapi pergerakan pasar yang fluktuatif, Panji menyarankan para investor dan trader aset kripto untuk menggunakan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) pada pekan ini. DCA adalah metode di mana investor membeli aset kripto dalam jumlah tetap secara berkala tanpa memperhatikan harga saat itu. Hal ini memungkinkan investor untuk mengurangi risiko fluktuasi harga dan memanfaatkan rata-rata harga beli yang lebih stabil.

Selain itu, penting bagi para investor dan trader untuk memperhatikan keputusan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan diumumkan pada Rabu malam. The Fed telah menaikkan suku bunga acuan beberapa kali sejak Maret 2022. Berdasarkan analisis dari Fedwatch CME Group pada 25 Juli, diprediksi bahwa The Fed akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tanggal 26 Juli, sehingga suku bunga acuan mencapai 5,25 persen hingga 5,5 persen, level tertinggi dalam hampir 22 tahun terakhir.

Keputusan The Fed ini dapat mempengaruhi nilai dollar AS dan berpotensi menyebabkan penurunan harga Bitcoin karena investor mungkin akan lebih memilih untuk menjauh dari aset berisiko seperti kripto dan beralih ke aset yang lebih stabil seperti dolar AS.

Pada Selasa pagi, harga Bitcoin berada di kisaran USD 29.114 atau sekitar Rp 437,1 juta, mengalami penurunan sebesar 2,68 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya. Altcoin juga mengalami penurunan, karena aksi profit taking dan kehati-hatian pelaku investor yang menunggu hasil pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) pada pekan ini.

Pasar kripto terus menghadapi tantangan dan ketidakstabilan, oleh karena itu, para investor perlu memperhatikan berita dan perkembangan terkini serta mengambil keputusan berdasarkan strategi dan analisis yang matang guna mengelola risiko dan potensi keuntungan dari investasi aset kripto. (In)