Berlin | suararakyat.net – Aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan mengadakan latihan pengiriman angkatan udara yang akan dimulai pada pekan depan. Ini akan menjadi latihan angkatan udara terbesar dalam sejarah NATO di Eropa. Dilaporkan oleh AFP pada Rabu (7/6/2023), latihan yang diberi nama ‘Air Defender 23’ ini akan berlangsung selama 10 hari, dimulai pada Senin (12/6) pekan depan, melibatkan sekitar 220 pesawat militer dari 25 negara anggota NATO dan mitra mereka.
Dalam menjelaskan rencana latihan besar ini, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Jerman, Amy Gutmann, menekankan bahwa latihan ini sepenuhnya bersifat defensif. Gutmann juga menyatakan bahwa tujuan dari latihan angkatan udara ini adalah untuk memberikan pesan kepada beberapa negara, termasuk Rusia.
“Saya akan sangat terkejut jika ada pemimpin dunia yang tidak memperhatikan apa yang ditunjukkan oleh latihan ini, dalam hal semangat aliansi ini, yang menunjukkan kekuatan aliansi ini, dan termasuk Tuan (Vladimir) Putin,” kata Gutmann, merujuk pada Presiden Rusia.
“Dengan sinkronisasi ini, kita meningkatkan kekuatan kita,” tambah Gutmann saat berbicara kepada wartawan.
Latihan ini akan mencakup pelatihan operasional dan taktis, dengan sebagian besar latihan dilakukan di Jerman, tetapi juga diadakan di Republik Ceko, Estonia, dan Latvia.
Jenderal Ingo Gerhartz dari Luftwaffe Jerman, yang merupakan Angkatan Udara Jerman, menyebutkan bahwa latihan ‘Air Defender’ dimulai sejak tahun 2018 sebagai respons terhadap aneksasi Crimea oleh Rusia dari Ukraina. Namun, dia juga menegaskan bahwa latihan ini tidak ditujukan kepada siapa pun secara khusus.
“Kami adalah aliansi pertahanan dan latihan ini direncanakan dengan cara itu,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Garda Nasional Udara AS, Jenderal Michael Loh, menyatakan bahwa NATO sedang menghadapi “titik perubahan”. “Banyak hal yang berubah dalam lanskap strategis di seluruh dunia, terutama di Eropa,” ujarnya.
“Latihan ini bertujuan untuk memperkuat kehadiran permanen Amerika Serikat di Eropa,” tambah Loh, sambil menyatakan bahwa latihan ini juga memberikan pelatihan dalam skala yang lebih besar daripada biasanya di benua tersebut.
Dalam pernyataannya, Gutmann juga menyatakan bahwa meskipun tidak ada rencana untuk menjadikan ‘Air Defender’ sebagai latihan rutin, dia juga mengatakan, “Kami tidak ingin ini menjadi yang terakhir.”
Ketika ditanya tentang potensi gangguan terhadap transportasi udara sipil selama latihan berlangsung, Gerhartz dengan tegas menyatakan bahwa pihak penyelenggara akan melakukan segala upaya mereka untuk mencegah penundaan atau pembatalan penerbangan saat liburan sekolah dim
ulai di beberapa wilayah Jerman.(Rz)