back to top

Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

โ€• Advertisement โ€•

spot_img

Soal SDN Utan Jaya, Praktisi Hukum Ini Sebut Gunakan Jalur Hukum

DEPOK | suararakyat.net - Polemik lahan SDN Utan Jaya kian memanas setelah Pemerintah Kota (Pemkot) Depok melakukan pembongkaran gembok secara paksa demi membuka...
HomeEkonomiBappenas Sebut, Indonesia Perlu Tingkatkan Produktivitas untuk Keluar dari Middle Income Trap

Bappenas Sebut, Indonesia Perlu Tingkatkan Produktivitas untuk Keluar dari Middle Income Trap

Jakarta | suararakyat.net – Menurut Amalia Adiniggar Widyasanti, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Indonesia memiliki peluang untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah (Middle Income Trap) jika berhasil meningkatkan produktivitasnya. Pertumbuhan produktivitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Poduktivitas ini menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari 5 persen menjadi 6 hingga 7 persen. Tanpa peningkatan produktivitas, kita akan stuck di rata-rata 5 persen”, terang Amalia dalam konsultasi publik dalam rangka penyusunan RPJPN 2025-2045 yang disiarkan virtual pada Jum’at, 19/5/2023.

Pada tahun 2022, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,31 persen. Namun, pencapaian ini belum cukup untuk mengantarkan Indonesia keluar dari jebakan pendapatan menengah. Jebakan pendapatan menengah adalah suatu kondisi di mana suatu negara telah mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi tidak mampu melampaui tingkat tersebut untuk menjadi negara maju.

“Jika bisa mencapai rata-rata 6 persen (Pertumbuhan ekonomi), Indonesia bisa keluar dari middle income trap pada 2041. Jika mencapai 7 persen, bisa lebih cepat keluar dari Middle income trap tahun 2038”, tandas Amalia.

“Untuk menjawab tantangan tersebut, pekerjaan rumah atau PR terbesar Indonesia adalah meningkatkan produktivitas ekonomi Indonesia, yang belakangan terus menurun. Bahkan, produktivitas tenaga kerja Indonesia saat ini hanya sedikit di atas India tetapi di bawah Cina, Brazil, dan negara maju lainnya”, jelasnya.(Arf)