back to top

Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

― Advertisement ―

spot_img

Ikut Seruannya! Besok DPRD Depok Ngarak Ondel-Ondel Bareng Warga

DEPOK | suararakyat.net - Ada yang spesial dari perayaan Lebaran Depok tahun ini! Sejumlah anggota DPRD Kota Depok dijadwalkan turun langsung ke jalan untuk...
HomeTeknologiAhli Keamanan Siber Sebut BSI Terkena Serangan Ransomware, dan Ini Cara Ampuh...

Ahli Keamanan Siber Sebut BSI Terkena Serangan Ransomware, dan Ini Cara Ampuh Menjaga Keamanan Perusahaan 

Jakarta | suararakyat.net – Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dari Vaksincom, menjelaskan cara memastikan keamanan terhadap serangan ransomware, sejenis malware yang menyerang perangkat dengan mengenkripsi file. Serangan terbaru dikabarkan ditujukan kepada PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. atau BSI, yang mengakibatkan gangguan sistem yang membuat pelanggannya frustrasi.

“Satu-satunya cara yang bisa menjamin keamanan dari serangan ransomware adalah mitigasi yang benar dan persiapan yang baik andaikan di serang ransomware”, ucap Alfons, Jum’at, 12 Mei 2023.

Menurut Alfons, bertahan dari serangan ransomware harus dilakukan seperti mempertahankan benteng dari serangan musuh yang bisa datang kapan saja. Administrator perusahaan harus secara otomatis menambal semua perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dengan disiplin.

Selain itu, perlu menggunakan perlindungan terbaik, seperti firewall, yang diamankan dengan kebijakan konservatif dan memisahkan DMZ (demilitarized zone), yaitu keamanan jaringan dari lalu lintas yang tidak dapat diandalkan, dari intranet. Penting juga untuk membatasi pengguna di intranet yang memiliki data penting untuk mengakses internet.

“Guna mencegah kebocoran jaringan dari kelemahan user yang biasanya menjadi titik lemah utama dan sasaran utama eksploitasi peretas”, tandasnya.

Namun, Alfons menjelaskan bahwa meskipun segala upaya telah dilakukan, ransomware masih dapat menembus pertahanan. Hal ini terjadi pada beberapa perusahaan besar, seperti Cognizant, Accenture, Campbell Conroy & Oneil, atau Jetstar. Menurut Alfons, perusahaan-perusahaan ini bukannya tidak mampu membeli program untuk melindungi data mereka dari serangan ransomware.(Arf)